mas tio... hhhhh... entah lah.. belakangan ini dia benar-benar bekerja seperti orang gila. aku juga tidak faham kenapa. tapi hampir semua staff meminta ku untuk membujuk mas tio untuk bekerja lebih 'wajar' seperti biasa. apalagi, tak jarang mas tio juga 'menyetarakan' emosi dalam setiap intonasi lisan dan bahasa tubuh nya. sangat mengherankan, mengingat mas tio bukanlah orang yang suka melampiaskan amarah nya, atau tipe seperti yang saat ini terlihat.
'' kamu tu kebangetan deh, sampai ga tau kenapa mas tio mu itu berubah segitu bahaya nya...padahal semua orang berharap banget kamu bisa menetralkan suasana. anehnya sifat mas tio belakangan ini, bikin yang lain kerja nya ga seru. terutama cewek-cewek di wardrobe. kamu tau lah hampir semua cewek disana penggemar mas tio. ''
mbak loni sedikit menggerutu saat jam makan siang. tapi apa yang harus ku katakan dan ku tolong sementara aku benar-benar tidak tahu apa yang sedang terjadi di diri mas tio. jangan kan untuk mencari tau, mas tio juga seperti sedang menjauhi ku. mama juga bilang, sudah beberapa hari mas tio tidak mampir kerumah.
'' oliiii kamu mending sekarang ke set deh... sumpah... ''
benar saja. sesampai di set untuk syuting iklan terbaru, aku benar-benar di kagetkan dengan suara yang meledak-ledak dari arah mas tio. pria yang selama ini ku kenal penuh dengan kelembutan, berubah menjadi pria yang seperti tidak memiliki perasaan sedikitpun. memaki-maki seorang pria, yang sepertinya aku kenal, yang berdiri tepat didepannya. tatapan pria itu seperti menantang mas tio. sementara yang ditantang membalasnya dengan muka merah dan nafas yang menggebu-gebu. mengkin karena terlalu marah. buakn, tapi memang sedang sangat marah. mas tio berubah menjadi sosok yang tak ku kenal.
'' mas tio yang bikin set kacau gini. si cowok tu diam ajah. tapi emang sih, dari tadi omongan cowok itu bikin emosi. cuma kan... ga biasanya mas tio gini li.. ''
aku memperhatikan sekitar ku. set benar-benar...hancur. ini tidak bisa didiamkan. aku harus berbuat sesuatu. apapun itu. aku harus ngomong sama mas tio. aku pun mendekati 2 pria yang sedang penuh emosi. beberapa mencoba menahan ku. tapi aku terlalu kesal. entah kenapa. entah karena perubahan mas tio, entah karena set yang berantakan, entah lah... yang pasti aku benar - benar tak bisa diam lagi. begitu aku semakin dekat, aku agak sedikit di kagetkan dengan sosok pria tinggi, putih berambut coklat itu. dia adalah kak elang. mantan kekasih kak karin sebelum mas tio. ini semakin membuatku kesal dan merasa aneh karena setau ku mas tio dan kak elang tidak pernah bermasalah. karena mereka bertemu baru 2 kali. dan itu di rumah, saat ulang tahun ibu. hubungan mereka baik-baik saja.
'' kak elang.. mas tio... lebih baik kita keluar ''
aku melunakkan suaraku bermaksud agar hanya mereka yang mendengar. mereka memang mendengar, buktinya mereka menoleh padaku. tapi hanya itu. mereka mengacuhkan ku. aku kembali mengajak mereka keluar. tetap tak ada gubrisan.
'' bisa keluar ga sih... kalian bukan anak kecil yang harus dikasih tau mana yang baik dan ga... disini rame...kalian udah bikin set berantakkan...punya malu dikit kek ''
suaraku meninggi. mereka seperti tersintak. wajare, aku saja juga kaget mendengar kata -kata yang keluar dari mulutku barusan. kasar sekali. tapi untungnya mereka jadi mulai 'menganggap' aku 'ada' diantara mereka saat ini. kak elang yang pertama melangkahkan kaki. diikuti mas tio, lalu aku. otak ku berputar keras. aku benar-benar harus berpikir keras kali ini. aku merasa ini bukan hal yang sepele sehingga membuat keadaan sangat buruk. aku juga merasa, hal ini juga ada kaitannya dengan perubahan mas tio belakangan. karena itulah, aku tidak boleh salah pilih kata atau salah tindak kalau ga ingin keadaan semakin buruk.
di luar ruangan, kak elang seperti hendak meninju mas tio. tangan nya menggepal. dia menoleh kearah ku, lalu melemaskan gepalan tangannya.
'' kalian apa-apan sih... ada apa... mendadak menjadi orang bodoh seperti ini...''
aku membuka pembicaraan
'' kamu kenapa ga cerita kalau karin udah meninggal gara-gara bajingan ini ''
'' lu kalau ngomong hati-hati yah''
'' apa-apaan sih....kalian mau berantem... iyah... sini tonjok aku dulu...''
dua pria itu menoleh ke arah ku dengan mimik wajah sangat kaget.
'' oli kamu jangan asal ngomong ''
'' aku ga asal ngomong kok... selagi aku belum babak belur, ga punya tenaga buat nahan kalian, mending bikin aku babak belur dulu. kalau perlu dibikin mati sekalian ''
'' oli.. kamu jangan kelewatan''
'' mas tio yang kelewatan...beberapa hari ini bertingkah kek orang gila. kak elang juga, dateng dateng langsung bikin keadaan kek gini... ''
'' aku cuma ga rela karin meninggal karena cuma hal sepele li... ''
'' kak elang... itu udah 5 tahun yang lalu... semua udah lupa... kalau kakak ingin menyalahkan mas tio, percuma. mas tio udah menghukum dirinya sendiri selama 5 tahun ini. hukuman nya sudah lebih dari cukup... mas tio juga bodoh... kenapa masih menanggapi masalah ini dengan emosi, sampai semua kena imbas nya...''
'' tapi li... ''
'' kalian benar benar seperti anak kecil...aku disini bukan ingin membela mas tio atau kak elang. kalian berdua memalukan... aku kasihan sama kak karin pernah mencintai kalian... kareena dia benar-benar salah menilai kalian... aku harap kalian jangan pernah kerumah sebelum otak kalian waras. aku ga ingin ibu ikutan gila memikirkan kalian. ''
apa yang aku lakukan.. tadinya aku berniat menjadi penengah tanpa emosi. tapi... bagaimana mungkin aku tidak emosi melihat tingkah mereka yang benar - benar berlebihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar